Entri Populer

Jumat, 07 Oktober 2011

Sebuah Cermin Bernama Sajak


Sajak bukanlah angka-angka konstan atau dunia ilmiah dengan aturan-aturan ketat yang mengikat manusia di dalamnya. Pekerjaan seorang penyair, bukanlah menata fakta-fakta yang ada untuk mengkristalkannya ke dalam konsep-konsep baku, guna matematika atau matematis maupun fisika.  Pekerjaan itu adalah reinterprestasi terhadap fakta-fakta, kemudian merumuskan persoalan-persoalan itu dengan sangat subjective ke dalam rumusan-rumusan yang bukan sebuah rumusan konstan.
Artinya, ketika seseorang menulis puisi ia tidak sedang menulis puisi melainkan tentang sesuatu yang akan di rumuskan dalam bentuk puisi. Pada tataran ini, subjektivisme telah di dewakan. Namun objektivitas tidak bisa di abaikan. Sebab, karya seni merupakan relasi antara subjektivitas dan objektivitas, individualitas dan universalitas. Dan relasi itu, kelak berakhir menjadi dua kekuatan : yaitu kerendahan hati dan kesombongan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar